Hi Vroh, apa kabar lu hari ini? Moga masih sehat dan makin
sehat jasmani ama rohani lu. :D. Okay Vroh hari ini gue bakal share cerita asal
yang gue bikin buat ngisi waktu luang lu ama ngisi waktu luang gue. :v. Okay ga
usah lama-lama silahkan di hayati.
Gue hidup di zaman Otoclaft yang
dibuat oleh Asosiasi Persatuan Umat Manusia (APUM) untuk menciptakan kedamaian
dimuka bumi. Di zaman ini bumi telah dikelompokkan menjadi 9 wilayah dengan
pemberian level 1 hingga 9 pada setiap wilayah. Selang 500 tahun setelah
pembentukan sistem Otoclaft. Gue lahir dari program pembentukan anak manusia
dengan potensi tinggi untuk menciptakan generasi manusia dengan kualitas diatas
normal. Program yang di bentuk melalui kesepakatan pemerintah dari 9 wilayah
ini dilaksanakan selama 8 tahun penelitian di wilayah 5. Program ini berjalan
baik hingga terjadi pemberontakan dari kalangan bawah wilayah 7, 8, dan 9 yang
telah lama menolak program yang dianggap tak berperikemanusiaan ini. Program
yang dijalankan memang dilakukan dengan mengambil anak-anak usia 1-4 tahun dari
setiap wilayah untuk diujicoba dan dilakukan penelitian peningkatan kualitas
otak cepat yang tidak wajar dengan serum. Tak hayal bila dari ribuan anak yang
telah melawati tahap penelitian tewas dan hanya beberapa yang bisa lolos dan
selamat. Hingga 8 tahun berjalannya penelitian, hanya didapat 100 anak
berkualitas tinggi yang dapat bertahan hidup dan lolos dalam penelitian itu,
mereka diberi julukan WIN.
Tanggal 10 februari 3010, terjadi
pemberontakan dari kalangan bawah wilayah 7, 8, 9 pada asrama penelitian di
wilayah 5 secara besar-besaran. Wilayah lima yang notabennya dianggap sebagai
wilayah netral tidak dilengkapi dengan armada perang dan persenjataan yang kuat
karena sesuai kesepakatan wilayah 5 merupakan wilayah aman yang tidak boleh ada
kontak senjata diwilayah ini. Penghancuran daerah penelitian laboratorium dan
asrama pun terjadi (pukul 11.00 pm). Setelah penghancuran selama 30 menit,
terjadi negosiasi antara 9 perwakilan wilayah dengan pasukan pemberontak,
akhirnya pasukan pemberontak mengakhiri penyerangan dan mundur serta bersedia
menerima konsekuensi dari negosiasi yang diperoleh. Pasukan penyelamat yang
dikirim oleh APUM hanya menemukan 19 anak yang masih hidup dari penyerangan
yang terjadi di asrama penelitian dan salah satu diantaranya adalah gue WIN 74.
Sesuai kesepakatan 9 wilayah, penelitian di hentikan dan anak-anak WIN disebar
dan diasuh oleh semua wilayah, dan gue satu-satunya anak yang di asuh oleh
pemerintah wilayah 9. Usia 4 tahun gue di adopsi oleh salah satu keluarga
anggota pemerintah wilayah 9, kini gue bernama Kirimma Amanao.
Selang 10 tahun, ke 9 wilayah
telah membuat berbagai kesepakatan dan kini telah terbentuk 9 wilayah yang
makmur dan semua orang dapat hidup dengan layak. Semua orang telah melupakan
kejadian 10 tahun lalu dan identitas bahwa gue adalah WIN tidak diketahui lagi
kecuali oleh pemerintah. Gue ngejalani hidup secara normal layaknya anak-anak
biasa. Tapi dengan kecerdasan yang gue miliki, selama ini gue selalu mendapat
nilai tertinggi baik akademik maupun nonakademik. Sampai sekarang gue selalu
menjadi idola baik guru maupun temen-temen gue. Tapi gue ngerasa kalo gue ga
hidup. Hidup di zaman yang serba ada, nyaman, tentram, semua orang makmur dan
menikmati hidupnya ini gue ngerasa ga hidup sama sekali. Hari-hari gue ga ada
yang berbeda kek hari-hari gue biasanya. Gue ngebuka mata, sekolah, les, terus
pulang, menutup mata, begitulah aktivitas gue sehari-hari. Semua aktivitas gue
sehari-hari ga ada yang menarik dan gue selalu dapetin yang terbaik. Sampai
saat ini gue ngerasa temen-temen gue terlalu mengagungkan gue dan bahkan benci
ama gue karna mungkin iri. Tapi gue selama ini datar dan ga nganggep semua itu.
Hidup gue datar, dan kaga ada yang jadi temen akrab gue sampe gue lulus Sekolah
Menengah Pertama. Diumur gue yang baru 14 tahun gue udah lulus dari SMP dan
jadi lulusan Terbaik.
Bersambung...
0 comments:
Post a Comment